Thursday 15 December 2016

Delay Yang Menguntungkan

Keajaiban dan Kuasa Allah dalam Perjalanan ku

Pada siang itu, hari Jumat tgl 11 november 2016. Kebetulan, hari tersebut saya sedang berada di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Saya mengikuti Seminar Nasional dan Dialog Kebangsaan dalam rangka bulan bahasa 2016.

Perkenalkan, Nama saya Choirul Fuadi, Mahasiswa Pascasarjana UNY. Teman-teman memanggil ku irul / fuad / cho. Biasalah, gue kan keren...hehehhehe (udah ga usah protes).


Bandara Sultan Hasanuddin
Saya berangkat dari Kota Yogyakarta jam 17 Wib lewat dan tiba dikota Makassar sekitar jam 21 Wita. Baiklah saya akan bercerita bagaimana serunya perjalanan tersebut. Saya menghadapi kejadian yang tak terduga dan boleh dibilang ajaib, hanya kuasa dan takdir – Nya yang bisa menjelaskan ini semua.

Semoga kisah ini menginspirasi teman-teman pembaca. Satu hal yang pasti, kisah ini menghiasi dan menjadi bagian hidup saya. Tentu, kisah ini tidak akan saya lupakan... Hanya pada-Nya lah ku pasrahkan segala urusan.
***
Saya baru kembali dari rumah tante saya didaerah Bantul, sekira jam 12 siang. Kupacu kuda besi, motor astrea grand peninggalan Mbah Kakung. motor yang boleh dibilang tua, namun menjadi kebangganku.. hehehe

Saat itu, cuaca sedang tidak hujan namun mendung dan sangat berawan. Ya mungkin awan hitam kelihatanya. Namun saya tidak terlalu peduli, tetap kupacu dengan kecepatan tinggi. Dalam benak, saya harus segera sampai di Kos. oh ya, kos ku disekitar Kampus UNY.

Ingin segera sampai di kos dan kemas-kemas, Ya, saya akan melakukan perjalanan panjang menuju kota Makassar menggunakan pesawat. Ditiket pesawat yang saya beli di Traveloka.com, tertulis jam 15.45 Wib. Hati rasa tidak sabar ingin segera terbang dan sampai di Seberang Pulau sana, dikota yang terkenal dengan Pantai Losari.

Sesampainya dikos sekitar jam 1 siang, Subhanallah, mati listrik. Kamar gelap sekali. Langsung berlari kekamar mandi, apa yang terjadi? Zonkkk... air kosong.. Mampus dech aku pikirku... Badan rasa lengket karna belum mandi. 

Tanpa berpikir lama, langsung ku chat mas riyan via WA. Sebenarnya saat itu sudah mulai turun hujan. Satu sisi diriku pengen mandi hujan, tp ah sudahlah… Sisi diriku yang lain berteriak... "Udah gede woi.."

Aku : Mas tempat sampean matlis ga?
Mas Riyan : Ga rul, kenapa?” Jawab mas riyan
AKu : Mau numpang mandi boleh ga? Matlis n gada air di kos ku
Mas Riyan : ini saya juga mau mandi, sudah sini aja.

(percakapan disadur seperlunya,hehehe)

Siap-siap dan kemudian meluncur. Tak lupa ku mengabari teman-teman ku yang akan mengantar kami kebandara, mereka adalah Mas Paiman dan Naufal. They are the best friend that I ever had. Nanti kalian akan liat bagaimana aksi mereka (tenang ini buka kisah perkelahian koq)..hehehe

Eh iya, lupa mengenalkan, mas riyan itu ikut juga ke Makassar. Mas riyan ini asal Cirebon. Mas riyan itu satu angkatan dan satu kelas (Prodi ga usah ditanyakan ye, orang sekelas juga). Kalau bahas tentang mas Riyan, dia itu gokil dch orangnya kalau ngobrol. Bisa serius dan bisa bercanda, intinya tau kapan mau serius atau bercanda. Aktivitasnya sungguh luar biasa (Ga perlu dibahas ye, panjang ntar).

Sesampainya di kos mas yan (Panggilan ku di dia, hehehe), langsung dech mandi. Sebenarnya, dalam perjalanan menuju rumah mas riyan, saya kehujanan. Tp ga terlalu basah.
Sesudah mandi, jam sudah menunjukkan pukul 13.45 Wib.

Bercakap sebentar dengan mas riyan mengenai kondisi ini.. jam 2 kita putuskan untuk balik menuju kos ku. Menerobos hujan, tp pakai jas hujan..

Aku : Terobos aja ya mas.?
Mas Yan : Yo lah.
Aku : Yo wes, siap - siap.. Aku pakai jas dulu.

Kemudian kami bergegas pergi ke kos ku. Tak lupa mampir beli pulsa, ntar kan mau nelp disana. Persiapan intinya.

Sesampainya dikos, langsung kemas-kemas, memasukkan baju seperlunya dan hal-hal yang harus kubawa. Tapi tetap aja saya bawa koper. Jujur saya bawa lumayan banyak, karna sesuai rencana, sesudah dari Makassar saya akan melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Tengah dan akhirnya Pulkam.

Acara di Unhas pada Jumat - Sabtu, 13 & 14 November, sedangkan di hari senin, 14 november saya harus sudah berada di Palangka raya dengan agenda yang sama, yakni seminar dan persentasi makalah.

Jam sudah menunjukkan jam 14.15 Wib. Selama 1 jam 30 menit lg pesawat akan berangkat. Padahal check in dimulai sejak 90 menit (1 jam 30 menit) sebelum keberangkatan.


Parallel session 
Ada jawaban dari Mas pai dan Naufal, bahwa mereka siap berangkat. Mereka nekat menerobos hujan demi mengantar kami kebandara. 

Mas pai : Aku otw dari tempat kerja ku yo.. tunggu bentar.
Naufal : Ok po, meluncur..

Ya percakapan mereka via WA..hehehe

Jam 14.45 Wib mereka berdua sudah berada didepan kos ku dan kita berangkat menuju bandara. Saya berboncengan dengan mas pai dan mas riyan berboncengan dengan naufal.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih… hehehe eh kebalik…. Ya pokoknya begitulah.
Kondisi lalu lintas sepanjang jalan adi sucipto ramai lancar, namun lama-lama agak sedikit macet. Maklum masih hujan gerimis.

Melirik jam sudah mendekati pukul 15.00 Wib. Duh pikirku dalam hati, nyampe ga ya kebandara tepat waktu…

Setelah melewati amplaz, kemudian pom bensin sebelum lampu merah fly over janti, terlihat pak polisi mengatur lalu lintas.. 

OMG, genangan air atau boleh dibilang banjir akibat hujan itu cukup banyak. Mas pai dengan gigihnya menerobos genangan air itu. Sekitar 25 m banjir tersebut. 

Pertama-tama adalah sandal mas pai jatuh satu.. dan hilang terseret arus. Sedih aku mendengarnya, namun kata mas pai. Ah gpp..

Mas pai : Duh sendalku lepas ni..
Aku : lha gimana mas pai, apa kita stop dulu.. (padahal kita lagi berada ditengah genangan air itu n mengalir lagi, parah kan bro)
Mas pai : Udah, gpp aja.. ntar bisa beli lagi..

Weh, temen satu ini, sendal aja ga dipikirin.. hahaha

Mesin motor terlihat seakan mau mati. Mungkin busi yang terkena air.  Namun masih bisa terus melaju. Gassssss Poollllllll............

Mas Pai : duh giman ni, mau mati motorku..
Aku : Gpp mas, pokoknya terobos n gas pol.. hehehe (dulu pernah soale pas di SMP, jembatan yang sering kami lalui kalau hujan lebat, akhirnya banjir. Kalau ga diterobos, ya motornya digotong rame-rame).
Mas pai : Okkk....

Grung.. grung.. suara motor mas pai meraung seakan tidak mau kalah....

Namun… ketika dipenghujung banjir, tiba-tiba mesin motor mati. OMG !!!!! mesin mogok…..

Apa yang kami lakukan…. Dorong…….. jam sudah menunjukkan pukul 15.00 Wib.
Sesampainya didaerah yang tidak banjir, Kami terus menggenjot motor mas pai.. namun tidak mau hidup juga. 

Naufal dan Mas riyan lewat dan berhenti..

Naufal : Kenapa po?
AKu : Mati ini po.. palingan busi
Naufal : Terus gimana ni?
Aku : Udah kamu bawa aja mas yan ke Bandara. Habis itu balik lagi kesini yo.. 
         Mas yan, check aja dulu sampean. 
Mas riyan : Ok..
Naufal: Kami berangkat dulu yo 

Naufal dan Mas yan melaju menerobos padatnya lalu lintas Jogja sore itu. Sebenarnya tidak hanya kami, namun banyak motor lain yang mati mesin karna banjir tersebut.

Mas pai : duh gimana ini?
Aku : wes mas santai ae, stop disini.. kita coba hidupkan..
Mas Pai : Ok, sini pinjam sandalnya, buat genjot..
Aku : ini mas pai..

Tak lama berselang mesin motor mau hidup, namun sedetik kemudian terus mati lagi. Huft. Hati semakin berdebar – debar.

Usaha menggenjot motor terus dilakukan, bahkan ane juga gemes ikut bantu genjot juga. Alhamdulillah mesin motor tidak mau menyala. 5 menit kemudian, mas pai memutuskan utk menggunakan jasa ojek online. Go-Jek. Nah mas Pai kerja sebagai programmer di Go-Jek. Ya dia kerja sebagai programmer aplikasi go-jek diwilayah Yogyakarta. Jadi dia sangat paham..wkwkwk

Mas Pai : Ni, pakai Go jek aja yo.. tak pesenkan..
Aku : Yo wes ok aja.. lha sampean gimana?
Mas Pai : Wes sante ae..

Nah kalau si Naufal, dia itu mahasiswa S2 juga di Kampus UNY. Naufal berasal dari sebatik. Pulau dengan dua Negara, Malaysia dan Indonesia. ya, meski dia mahasiswa dari perbatasan, namun dia memiliki semangat luar biasa.

Lalu kemana naufal dan mas riyan. Mereka juga sempat berhenti saat motor kita mogok. Namun karna waktu mepet, saya menyruh mereka utk terlebih dahulu berangkat kebandara. Intinya check in duluan. Kbetulan tiket saya dan mas riyan dalam satu booking.

Jam 15.10 ada telp dari salah satu driver go-jek. Setelah memberi tahu posisi kami, beberpa menit kemudian driver tersebut berada disebrang kami, sehingga perlu memutar agar bisa masuk kejalur kami.

Driver Go Jek : Posisi dimana Pak?
Aku : Kami didekat perempatan Janti pak.
Driver : ok, saya menuju kesitu

Pernah suatu waktu ketika sedang mengobrol dengan mas pai tentang bahasa driver Go-jek (Motor ye, bukan Go-car yg mobil);

Aku : eh mas.. pengemudi go-jek koq driver sih namanya. Padahal kan secara bahasa kalau drive itu artinya mengendari yang beroda 4, atau lebih dari dua. Nah itu kan motor, harusnya rider. 
mas pai: (Senyum manis & cute banget... asemmm cowok tu.. )........... kalau itu istilah go-jek untuk menamai pengemudi ojek online mereka. (ane bukan protes ya… peace)
Aku : oooo... gitu.. bolehlah.

Kami menunggu lama, akhirnya jam 15.30 driver go-jek tiba disebelah kami. Selama menunggu, kami terus berusaha untuk menghidupkan mesin motor tersebut. Huft tapi masih tidak mau menyala. Kami tidak melihat bengkel dekat situ. Mas Pai jg ga bawa kunci motor untuk bengkel.

Pak driver go-jek bilang bahwa normal mutarnya deket, karna banjir, akses ditutup sehingga membutuhkan tempat putar yang lumayan jauh, ditambah kondisi jalan yang banjir. Tapi saya tetap bersyukur, ada yang bisa mengantar saya sampai ke bandara.

Driver Go jek : Maaf pak lama, jalanya diututp, mutarnya jadi Jauh.. Banjir soale.

Aku : Gapapa pak.. Pesawat saya jam 15.45 Wib. Bisa ga pak ngebut dan nyampe 10 menit ke Bandara.
Driver Go jek : Tenang aja, nyampe aja koq..
Aku : Oke dch pak, mari berangkat. (meski ga yakin sich 10 menit nyampe. secara jalanan lumayan padat).

Teringat tiket pesawat bahwa pesawat take off jam 15.45 wib, artinya masih kurang 15 menit lagi. Saya jg sudah berpesan kepada driver go jek supaya bisa membawa saya 15 menit sampai bandara. Jarak tempuh mungkin sekitar 5km mungkin. Ah pokoknya dari fly over janti ke bandara.

Nih saya kasih tau bagaimana kondisi saat itu. Hujan cukup deras, lalu lintas padat, air mengucur deras dipinggir jalan, bahkan ada yang meluber alias banjir dijalanan.
Saat itu, saya bawa koper dan tas ransel. Didalam tas ransel saya bawa laptop dan Alhamdulillah saya tuutpi tas saya dengan rain cover. Dalam saku baju saya ada hp saya. saya hanya memakai jaket saja, sedangkan jas hujan Cuma dipakai oleh driver saja. Kata pak driver sebenarnya ada jas hujan didalam motor, tapi karna ingin cepat, makanya ga berhenti buat pakai jas hujan.. langsung tancap gas pooollllllll.................

Driver go-jek meyakinkan saya bahwa bisa nyampe 15 menit sampai bandara. Pokoknya ngebut pool itu driver. Menembus macetnya jalanan.

Ketika ada jalur yg ksong namun itu adalah selokan, driver itu menerobos melewati itu. Semua itu demi hidup yang baik, hanya dia yang mampu melaksanakanya. Jujur saat itu saya takut sekali. Pertama saya takut ketinggalan pesawat. Kedua saya takut laptop dan hp saya. ketiga koper saya. keempat takut kecelakaan. Hanya bisa pasrah dan berdoa.

Luar biasa, saya ucapkan terima kasih banyak kepada bapak driver go jek itu. Saya tiba dibandara jam 15.45 Wib teman-teman. Setelah saya bayar, kemudian saya berlari memasuki bandara.
Sewaktu dipintu masuk, sebelum petugas bertanya kepada saya, saya lebih dahulu bertanya. “mas peswat lion ke makassar jam 15.45 udah berangkat blm?” Tanya dengan sedikit kedingin karna basah.

“owh mas pesawat jam 15.45 toe,” ucap salah satu petugas.

Tidak ada pemeriksaan tiket dan ktp. Mereka mempersilahkan saya masuk. Kemudian check barang bawaan n melewati detector. Aman ga bunyi.

Saat itu sudah lewat jam 15.45 wib. Tapi saya pede saja, mudahan saja masih sempet..hehe
Setelah masuk, langsung menuju konter lion n check in. petugas hanya bilang. “Mas koq baru dating?” Tanya mba-mba itu dengan penuh menyelidik.
“Hujan, motor mogok kena banjir dan akhirnya naik go jek,” jawabku singkat
“Mas ini KTP nya. Silahkan. Tadi sudah di check ini mas temanya,” ungkap mba-mba itu
“lho mba pesawatnya sudah berngkat blm,” tanyaku

Mba itu hanya memberi senyum. Saya tidak ingat jawaban apa yang kau beri mba..hahaha

Setelah koper masuk dan beres, saya langsung berlari menuju papan pemberitahuan. Taraaaaaa…….. lion delay 16.45 wib.. ternyata delay 1 jam.. Alhamdulillah. Delay ada untungnya.

Diruang tunggu bandara, kumencari sosok mas riyan yang telah tiba lebih dahulu.
Ternyata mas riyan baru keluar dari mushollah ruang tunggu bandara. Sejenak kemudian saya mengabari Naufal dan mas pai bahwa saya sudah sampai dibandara dengan selamat dan pesawatnya delay.

Kemudian ku bersujud karna td blm sholat ashar. Rasa menyesal bahwa saya telat. Padahal sebelum berangkat adzan asar telah berkumandang. Namun Allah menegur ku dengan segala halangan dan rintangan.

Kubersyukur bahwa Allah swt masih menunjukan kuasa-Nya bahwa segala sesuatu sudah Ia atur sedemikian rupa. Kita hanya boleh berpasrah kepada Allah.

Seusai sholat, check laptop. Ada embun dingn menyelimuti laptop ku. Rasa was-was dalam hati. 
Tekan tombol power dan hidup. Alhamdulillah. Selesai loading dan laptop berjalan normal. Lagi-lagi mengucap syukur atas anugerah hari ini.

Sembari duduk menunggu pesawat berangkat, kusempatkan menelpon kekasih tercinta yang berada dipulau seberang. Responya hanya kaget. Ia mengira bahwa masih besok penerbangan saya. Saya balas dengan tertawa.


Leaving for Makassar


Akhirnya, pukul 17.15 kami memasuki pesawat. Dan ada pemberitahuan dari Pilot bahwa antri penerbangan selama kurang lebih 15 menit. Masya Allah ternyata ada lampu merah jg utk pesawat ya.. hahaha

Eh iya, sesampainya nanti di Makassar, kami akan dijemput oleh teman kami, Sulfah namanya. 
Sulfah ini rekan kami satu kelas dan telah berada dimakassar sejak seminggu sebelumnya. Maklum dia orang sono. Kami bertiga perwakilan dr kelas n Kampus dalam acara tersebut. Masalah dana, saya jawab, semua berasal dari Allah swt.

Dia yang maha memperjalankan hamba-hamba-Nya kesegala penjuru dunia. Jadi ingat kisah isra miraj saat Nabi Muhammad saw  yang tertulis dengan abadi di surat Al Isra (17) ayat 1 yang berada pada juz 15, yakni melakukan perjalanan dari masjidil haram ke masjidil aqsa dalam waktu kurang dari 1/3 malam. Padahal jika dipikir secara logika, omg, luar bisa. Saat itu, blm secanggih saat itu ya. Langsung ditambah lagi naik di sidratul muntaha, langit tingkat tujuh. Ada yang tidak atas kejadian itu, banyak….. namun sebagai kaum muslim, kita wajin mengimani dan meyakini. Seperti abu bakar as sidiq yang langsung meng-amin-kan dan membenarkan perkataan dan cerita nabi atas peristiwa isra miraj. Lalu abu bakar mendapat gelar as-sidiq. Alhamdulillah.

Saya pribadi merasa kasihan kepad Sulfah, karna delay, jd dia harus menunggu kami berjam-jam lamanya dibandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Waktu kita naik pesawat, dia sudah berada di bandara Sultan Hasanuddin, menunggu kedatangan kami. Huft betapa perjuangan teman-teman. Pertolongan Allah melalui teman-teman yang baik hati, semoga diberi balasan yang setimpal dan dicatat sebagai amal ibadah. Saya tak tahu harus bagaimana membalas ini semua, hanya doa dan terima kasih yang bisa saya lakukan.

Perjalan dilanjut 2 jam didalam pesawat dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, dan akan berlangsung kisah saya selanjutnya.

Didalam pesawat saya teringat blm menunaikan ibadah shalat magrib. Jam menunjukkan pukul 17.45 dan pesawat take off meninggalkan kota Yogyakarta yang seiring menghilangnya sang surya dan perlahan langit gelap berganti dengan lampu kota, ku terbangkan tinggi mimpi ini. perjalanan memakan waktu 2 jam perjalanan dan sekarang dimakassar sudah jam 18.45. estimasi kedatangan jam 20.45 Wita atau 19.45 Wib. Ya, Jamak & Qasar adalah solusi dari-Nya. Sekali lagi kubersyukur, meski Dia memberi kewajiban kita untuk menghadap-Nya 5 kali dalam sehari, namun Dia juga member solusi atas setiap masalah kita, liat saja. sholat saja kita masih boleh menjamak. Subhanallah..

Lanjut kepada Kota Makassar

Part selanjutnya saya akan bercerita mengenai keajaiban yang saya alami di kota Makassar dan perjalanan saya didaerah itu.
Pada intinya, kita harus selalu bertawakal kepada Allah. Yakin –seyakin – yakinya kepada Allah. Gantungkan semuanya hanya kepada-Nya.

Saya ucapkan Terima Kasih kepada Mas Pai dan Naufal karna mereka begitu berani menerobos hujan dan banjir hanya untuk mengantarkan saya dan mas riyan ke Bandara. Tak lupa juga kepada driver go-jek yang skill mengemudinya luar biasa.

0 komentar:

Post a Comment